Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah, yaitu kalender Islam yang dihitung berdasarkan peredaran bulan. Pada tahun ini, Maulid Nabi Muhammad jatuh pada hari Jumat tanggal 5 September 2025 atau 12 Rabiul Awal 1447 H. Warga Desa Ngampel ikut memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan tradisi turun-temurun.
Tradisi yang dilakukan warga Desa Ngampel dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yaitu dengan tradisi panggangan atau kepungan panggang. Tradisi ini dilakukan di 5 dusun di Desa Ngampel, yaitu di Dusun Malang bertempat di Masjid Dusun Malang, di Dusun Ngampel bertempat di Masjid Nur Huda Darussalam Desa Ngampel, di Dusun Kuniran bertempat di rumah Kepala Dusun Kuniran, di Dusun Wringin Kidul bertempat di Mushola Darul Khoir Dusun Wringin Kidul, dan di Dusun Wringin Lor bertempat di rumah Bapak Kuwat (perangkat desa).
Warga berkumpul di rumah Kepala Dusun/Masjid/Mushola/rumah tokoh masyarakat dengan membawa cepon (tempat nasi yang terbuat dari bambu). Cepon tersebut berisi nasi putih, ayam kampung yang telah dipanggang (ayam panggang), jenang merah, ketan, dan pisang. Kepungan dipimpin oleh Kepala Dusun (Kadus). Sebagian warga mengambil sebagian nasi, ayam panggang, jenang, ketan, dan pisang di masing-masing cepon milik warga yang mengikuti kepungan. Bagian yang telah diambil tersebut dibagikan kepada warga yang dipilih untuk munjung.
Munjung yaitu berkunjung ke rumah tokoh yang dituakan di desa (Kepala Desa, Perangkat Desa, dan Ketua RT/RW). Ada 2 cara yang digunakan dalam munjung. Cara pertama yaitu berkunjung dengan memberikan ayam kampung yag masih hidup dan beras yang nantinya dimasak oleh tokoh yang dipunjung untuk kepungan. Cara ini dilakukan sebelum hari pelaksanaan kepungan. Orang yang dipilih ditunjuk oleh Kepala Dusun secara bergilir. Cara kedua yaitu dengan membawa cepon dan isinya yang dipilih saat kepungan. Cara ini dilakukan sebelum acara kepungan ditutup/selesai. Cepon yang ditunjuk adalah yang terbaik menurut penilaian tokoh masyarakat dusun setempat. Munjung bertujuan untuk memberikan bekti atau penghormatan kepada tokoh yang dituakan di desa.
Setelah selesai dibagi kepada yang ditunjuk untuk munjung, Kepala Dusun memberikan sambutan tentang pentingnya rasa syukur pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, mengenang kisah hidup Rasulullah SAW, dan meneladani sifat-sifat terpuji serta ajaran-ajaran disampaikan. Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh tokoh agama dusun setempat.
Tradisi panggangan adalah tradisi turun-temurun yang dilakukan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Tidak hanya dapat memberi dampak positif terhadap kerukunan warga dalam kegiatan kepungan, namun dalam tradisi ini juga berisi doa sebagai penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Selain itu dapat memperkuat keimanan dan meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah. Doa yang dipanjatkan meliputi permohonan ampunan, keselamatan, serta keberkahan untuk diri sendiri, keluarga, dan umat Islam secara umum.
Selain peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, tradisi panggangan juga dilakukan saat rajaban/Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW, dan peringatan hari ganjil di 10 hari terakhir bulan ramadhan (21/selikuran, 27/pitu likuran dan 29/songo likuran). Warga Desa Ngampel saling menjaga tradisi sebagai kekayaan lokal desa.